Google akan meluncurkan toko
buku digital Google Editions pada pertengahan tahun ini. Manajer
Pengembangan Strategi Google, Chris Palma mengatakan layanan toko buku
ini akan menjual buku-buku elektronik seperti yang dilakukan Amazon
(Kindle) dan Apple (iBook).
Laman Mashable melaporkan bahwa
sebanyak 500 ribu buku dapat diunduh dari toko
buku dalam jaringan ini. Google memastikan bahwa buku elektronik
itu dapat dibaca tanpa harus menggunakan alat atau platform tertentu.
Sebelum
peluncuran ini, Google telah menghadapi tuntutan dan masalah hukum dari
penulis, fotografer, dan penerbit terkait program digitalisasi buku,
Google Books. Tujuan Google Books, menurut Google, adalah untuk membuat
arsip raksasa untuk mengawetkan pengetahuan manusia namun para pemegang
hak cipta meminta kompensasi.
Authors Guild dan Asosiasi Penerbit
Amerika telah menyuarakan kritik terhadap rencana Google pada 2005
silam. Polemik ini diakhiri dengan kontrak senilai US$ 125 juta yang
membuka jalan bagi Google untuk menjual jutaan kopi buku digital dengan
sistem royalti.
Namun kelompok fotografer dan desainer grafis
memutuskan untuk mengajukan tuntutan karena mereka tidak disertakan
dalam perjanjian tersebut. Dalam tuntutannya, mereka menyatakan rencana
Google melanggar hak cipta fotografer dan kreator karya grafis lainnya.
Perjanjian
antara Google dengan penulis dan penerbit memang tidak membahas mengenai
karya visual. Pengamat hukum dari Universitas Colorado, Scott Moss,
mengatakan tuntutan seperti yang diajukan kelompok fotografer ini tidak
bisa dihindari.
“Tidak mengherankan bahwa kesepakatan mereka
dengan penulis tidak mengakhiri seluruh masalah hukum,” ujar Moss
seperti dikutip laman harian The New York Times
Tidak ada komentar:
Posting Komentar